Wednesday 3 April 2013

Struktur Sistem Operasi

Pada kenyataannya tidak semua sistem operasi mempunyai struktur yang sama.
Komponen sistem operasi modern :
1. Manajemen Proses
2. Manajemen Memori Utama
3. Manajemen Secondary-Storage
4. Manajemen Sistem I/O
5. Manajemen Berkas

1. Manajemen Proses
Proses adalah keadaan ketika sebuah program sedang dieksekusi. Proses membutuhkan beberapa sumber daya berupa CPU time, memori, berkas-berkas, dan perangkat-perangkat I/O untuk
menyelesaikan tugasnya. Tanggung jawab Sistem operasi atas aktivitas managemen
proses:
1. Pembuatan dan penghapusan proses pengguna dan sistem
proses.
2. Menunda atau melanjutkan proses.
3. Menyediakan mekanisme untuk proses sinkronisasi.
4. Menyediakan mekanisme untuk proses komunikasi.
5. Menyediakan mekanisme untuk penanganan deadlock

2. Manajemen Memori Utama

Memori utama adalah sebuah array yang besar terdiri dari word atau byte, yang ukurannya mencapai ratusan, ribuan, atau bahkan jutaan. Memori Utama berfungsi sebagai tempat penyimpanan yang akses
datanya digunakan oleh CPU atau perangkat I/O.
Memori utama termasuk tempat penyimpanan data yang sementara (volatile), artinya data dapat hilang begitu sistem dimatikan.
Tanggung jawab Sistem operasi atas aktivitas managemen memori:
1. Menjaga track memori yang sedang digunakan dan siapa yang
menggunakannya.
2. Memilih program yang akan di-load ke memori.
3. Mengalokasikan dan meng-dealokasikan ruang memori sesuai
kebutuhan.

3. Manajemen Secondary-Storage
Data yang disimpan dalam memori utama bersifat sementara dan jumlahnya sangat kecil. Oleh karena itu, untuk meyimpan keseluruhan data dan program komputer dibutuhkan secondary-storageyang bersifat permanen dan mampu menampung 0banyak data.
Contoh dari secondary-storage adalah
harddisk, disket, dll.

Tanggung-jawab Sistem operasi atas aktivitas disk-
management :
1. Free-space management.
2. Alokasi penyimpanan.
3. Penjadualan disk.

4. Manajemen Sistem I/O
Sering disebut device manager. Fungsi manajemen sistem I/O diantaranya:
- Menyediakan "device driver" yang umum operasi I/O seragam (membuka, membaca, menulis, menutup). Contoh: pengguna menggunakan operasi yang sama untuk membaca berkas pada hard-disk, CD-ROM dan floppy disk.
- Menyediakan driver untuk dapat melakukan operasi "rinci" untuk perangkat keras I/O tertentu.

Komponen Sistem Operasi untuk sistem I/O:
1. Buffer : menampung sementara data dari/ ke perangkat I/O.
2. Spooling : melakukan penjadualan pemakaian I/O sistem supaya lebih efisien (antrian dsb.).

5. Manajemen Berkas
Berkas adalah kumpulan informasi yang berhubungan sesuai dengan tujuan pembuat berkas tersebut.
Berkas dapat mempunyai struktur yang bersifat hirarkis (direktori, volume, dll.).

Tanggung-jawab Sistem operasi atas aktifitas
managemen berkas :
1. Pembuatan dan penghapusan berkas.
2. Pembuatan dan penghapusan direktori.
3. Mendukung manipulasi berkas dan direktori.
4. Memetakan berkas ke secondary storage.
5. Mem-backup berkas ke media penyimpanan yang
permanen (non-volatile).

Pertanyaan: Dari 5 struktur Sistem Operasi, mana yang terbaik dan apa alasannya?
Menurut saya, dari 5 struktur operasi, dilihat dari komponennya semua komponen merupakan komponen yang penting dan tidak dapat terpisahkan dari sistem operasi. Jadi, masing-masing komponen Sistem Operasi tersebut saling melengkapi agar sistem operasi dapat bekerja optimal sesuai dengan aktivitas manajemen yang seharusnya.

Sumber:

7 Lapisan OSI LAYER

OSI adalah singkatan dari Open System Interconnection.
Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standard ini dikembangkan untuk industri komputer agar komputer dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien.
Dahulu ketika OSI belum digunakan, perangkat komunikasi yang berasal dari vendor berbeda tidak dapat saling berkomunikasi.
Manfaat dari OSI Layer:
  1. membuat peralatan vendor yang berbeda dapat saling bekerja sama.
  2.  membuat standarisasi yang dapat di pakai vendor untuk mengurangi kerumitan
  3.  standarisasi interfaces
  4. modular engineering
  5. kerjasama dan komunikasi tekhnologi yang berbeda
  6. memudahkan pelatihan network
Model OSI terdiri dari 7 layer : 
  1. Application
  2. Presentation
  3. Session
  4. Transport
  5. Network
  6. Data Link
  7. Physical 
1. Physical Layer
Layer physical Merupakan layer kesatu atau layer bawah pada model referensi OSI layer. Pada layer ini data diterima dari data link layer berupa Frame yang dan diubah menjadi Bitstream yang akan dikirim ketujuan berupa sinyal melalui media komunikasi.
Pada penerima, layer ini akan mengubah sinyal dari pengirim menjadi Bite dan sebelum dikirim ke data link layer Bite diubah menjadi Byte.
Network components:
  • Repeater
  •  Multiplexer
  •  Hubs(Passive and Active) 
  • TDR 
  • Oscilloscope 
  • Amplifier
Protocols:
  • IEEE 802 (Ethernet standard) 
  • IEEE 802.2 (Ethernet standard) 
  • ISO 2110 
  • ISDN
Fungsi Physical Layer adalah Bertanggung jawab atas proses data menjadi bit dan mentransfernya melalui media, seperti kabel, dan menjaga koneksi fisik antar sistem.

Fungsi Layer physical (Layer 1)
  • Memindahkan bit antar devices 
  • Spesifikasinya berupa voltase, wire, speed, pin pada kabel 
  • Contoh : EIA/TIA-232, V.35, …
Contoh physical layer diantaranya repeater, hub dan network card
Repeater

Hub
 


Network Card









2. Data Link layer

Merupakan layer kedua pada model referensi OSI layer. Pada layer ini data diterima dari network layer berupa Paket yang kemudian diencapsulasi menjadi Frame, dengan memberikan layer-2 header. Dan kemudian dikirim ke phisycal layer untuk diteruskan ke penerima.

Pada penerima, layer ini mengubah Byte menjadi Frame, frame header akan dilepas (dekapsulasi), kemudian dikirim ke network layer menjadi Paket.

Fungsi Datalink Layer
  •     Mengkomuninasikan bit ke bytes dan byte ke frame 
  •     Menerima perangkat media berupa MAC Addressing 
  •     Deteksi error dan recovery error, contoh : 802.3/ 802.2/ HDLC 
  •     Menyediakan transmisi phisik dari data 
  •     Menangani notifikasi error, topologi jaringan, flow control 
  •     Memastikan pesan-pesan akan terkirim melalui alat yang sesuai di LAN menggunakan hardware address (MAC)
  •     Media Access Control (MAC), 24 bit vendor code dan 24 bit serial numbernya
  •     Menerjemahkan dari layer network diatasnya ke bit-bit layer fisik dibawahnya 
  •     Melakukan format pada pesan atau data menjadi pecahan-pecahan (data frame) 
  •     Menambahkan header yang terdiri dari alamat h/w sources & destination (semacam informasi kontrol) 
  •     Membentuk encapsulations yang membungkus data asli 
  •     Encapsulations akan dilepas setelah paket di terima oleh layer dibawahnya, layer inilah yang mengidentifikasi peralatan pada network 
  •     Pembungkusan ini akan berlanjut di hop lain sampai paket sampai ke tujuan 
  •     Paket tidak akan berubah sepanjang pengiriman 
  •     Perangkat layer ini switch & bridge, yang membaca frame yang melaluinya. 
  •     Akan meletakan hardware address dalam sebuah filter table dan akan mengingat port mana yang telah menerima frame tersebut. 
  •     Menentukan lokasi peralatan & memetakan peralatan pada network 
  •     Jika ada frame dari hardware address yang tidak tercatat di filter tablenya maka akan melakukan broadcast ke semua segmennya & akan mengupdate filter tablenya. 
Contoh data link layer yaitu LAN card
LAN card

3. Network Layer
   Network layer bertugas untuk melakukan kontrol terhadap pengalamatan subnet. Network layer juga yang memutuskan path mana yang harus digunakan sesuai keadaan jaringan, prioritas layanan, dan faktor-faktor lain. Selain itu Network layer juga melakukan frame fragmentation, logical-physical address mapping, dan penghitungan penggunaan subnet.
4. Transport Layer
   Transport layer bertugas untuk memastikan pesan yang dikirim bebas dari error. Sesuai namanya transport layer yang mengelola ketika ada pesan yang hendak dikirim di dalam suatu jaringan.

Transport layer melakukan hal berikut:
  •     Message segmentation (memecah pesan menjadi bagian-bagian kecil).
  •     Message acknowledgement (memberikan pengiriman pesan yang reliable).
  •     Message traffic control.
  •     Session multiplexing.
5. Session Layer
Session layer bertugas menetapkan dan mengakhiri session (sesi) di antara dua host yang sedang berkomunikasi.
Tugas Session layer:
  •     Session establishment, maintenance, and termination.
  •     Session support (memberikan security, logging, dsb).
6. Presentation Layer
Presentation layer bertugas untuk menyajikan data kepada Application layer. Presentation layer ini ibarat sebagai translator dari sebuah jaringan.

Presentation layer bertugas untuk melakukan:
  •     Character code translation (misalnya ASCII ke EBCDIC).
  •     Data conversion: (bit order, CR-CR/LF, integer-floating point, dsb).
  •     Data compression: mengurangi jumlah bit yang harus ditransmisikan ke jaringan.
  •     Data encryption: encrypt data untuk keamanan (misalnya password encryption).

7. Application Layer

Application layer berfungsi sebagai interface untuk user dan proses aplikasi untuk mengakses layanan jaringan.

Fungsi yang diberikan di Application layer di antaranya:
  •     Resource sharing and device redirection.
  •     Remote file access.
  •     Remote printer access.
  •     Inter-process communication.
  •     Network management.
  •     Directory services.
  •     Electronic messaging (such as mail).
  •     Network virtual terminals.
Sumber: