Monday, 26 December 2011

Ilmu Sosial Dasar - Pelapisan Sosial dan Persamaan Derajat di Indonesia

Masyarakat terbentuk dari individu - individu. Individu yang terdiri dari berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan adanya kelompok sosial ini maka terbentuklah suatu pelapisan masyarakat atau terbentuklah masyarakat yang berstrata. Secara sederhana, pelapisan masyarakat (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokkan anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).

Ada beberapa kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentikan pelapisan sosial, diantaranya:
  • Ukuran kekayaan
    yang dimaksud kekayaan disinii yaitu berupa materi atau kebendaan dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada. Contohnya, sesorang yang memiliki kekayaan yang paling banyak maka ia akan termasuk ke lapisan teratas dalam pelapisan sosial, tapi sebaliknya sesorang yang tidak memiliki kekayaan maka akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain dari bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilkinya, cara berpakaiannya, maupun kebisaannnya dalam berbelanja.
  • Ukuran kekuasaan dan wewenang
    Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenag paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak terlepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang yang tidak kaya, atau sebaliknya kekuasaan dan wewenang dapat mendatanglkn kekayaan.
  • Ukuran kehormatan
    ukuran kehoramtan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan . Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan tinggi dalam pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehprmatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisioanal, biasanya mereka sangat menghargai orang-orang yang banyaj jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berperilaku dan bebudi luhur.
  • Ukuran ilmu pengetahuan
    Ukuran ilmu pengetahuan ini sering dipakai pada anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengtetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu penegtahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang dipandang seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.
Pembedaan pelapaisan sosial, dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu sistem pelapisan masyarakat tertutup dan sistem pelapisan masyarakat terbuka.
  1. Sistem pelapisan masyarakat tertutup
    Di dalam sistem ini pemindahan anggota masyarakat ke lapisan yang lain baik ke atas maupun ke bawah tidak ,ungkin terjadi, kecuali ada hal-hal yang istimewa. Contoh sistem pelapisan masyarakat tertutup ini salah satunya  dapat kita temukan di India yang masyarakatnya mengenal sistem kasta. Masyarakat pada sistem kasta ini terbagi atas:
    1. Kasta Brahmana: kasta tetinggi yang ditujukan untuk para pendeta.
    2. Kasta Ksatria: lapisan kedua yang biasanya dimiliki oleh golongan bangsawan dan tentara.
    3. Kasta Waisya: merupakan lapisan menengah ketiga yang biasanya dimiliki oleh para pedagang.
    4. Kasta Sudra: merupakan kasata dari golongan rakyat jelata
    5. Patria: adalh golongan dari mereka yang tidak memiliki kasta. Yang termasuk golongan ini misalnya kaum gelandangan, peminta dan sebagainya.

    2. Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka
    Pada sistem pelapisan ini, setiap anggota masayrakat memiliki kesempatan untuk berada dilapisan bawah maupun di lapisan atas. Contohnya pada nasayrakat Indonesia saat ini. Setiap orang diberi kesempatan yang sama untuk menduki segala jabatan bila ada kesempatan dan kemampuan untuk itu. Namun seseorang dapat juga turun dari jabatannya apabila ia tidak mampu mempertahankannya.
    Status (kedudukan) yang diperoleh berdasarkan atas usaha sendiri disebut achieve status.
    Dalam hubungannya dengan pembangunan masyarakat, sistem pelapisan masyarakat yang terbuka ini sangat menguntungkan. Sebab setiap warga masyarakat diberi kesempatan untuk bersaing dengan yang lain. Sehingga dengan kondisi ini setiap orang berusaha untuk mengembangkan kecakapannya agar dapat meraih kedudukan yang dicita-citakan. Sebaliknya, bagi mereka yang tidak bermutu akan semakin terdesak oleh mereka yang cakap, sehingga yang bersangkutan bisa jadi jatuh ke tangga sosial yang lebih rendah.

       Beberapa teori tentang pelapisan sosial
      Ada yang membagi pelapisan masyarakat seperti berikut ini:
    1. Masyarakat terdiri dari kelas atas dan kelas bawah.
    2. Masyarakat terdiri dari tiga kelas, yakni kelas atas, kelas menengah, kelas bawah.
    3. Ada juga kelas atas, kelas menengah, kelas menengah ke bawah, kelas bawah.

    KESAMAAN DERAJAT
    Di dalam susunan masyarakat moderen, hak-hak dan kebebasan-kebebasan asasi manusia itu dilindungi oleh undang-undang dan dan menjadi hukum positif. Undang-undang tersebut berlaku sama pada setiap orang tanpa kecuali, yang artinya semua orang mempunyai kesamaan derajat dan ini dijamin oleh undang-undang. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai sektor kehidupan. hak inilah yang banyak dikenal dengan Hak Asasi Manusia (HAM).

    Sumber:  

    Thursday, 22 December 2011

    Ilmu Sosial Dasar - Permasalahan Sosial Masyarakat Perkotaan

    Hidup di perkotaan tentu saja penuh  dengan tantangan. Namun dibalik tantangan-tantangan yang ada, di perkotaan juga terdapat berbagai peluang yang baik untuk berbisnis, berkarir, fasilitas pendidikan yang memadai dan terdapat banyak pilihan untuk pendidikan tentunya. Lalu, bagaimana dengan tantangan permasalahan yang terdapat di perkotaan?, jawabannya pun beragam. Pemasalahan di perkotaan banyak macamnya. Kali ini, akan diulas tentang permasalahan social masyarakat perkotaan. 

    Apa devinisi permasalahan sosial?
    Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokkan antara unsur-unsur yang dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.

    Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenagan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
    Masalah sosial dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
    1. Faktor Ekonomi: kemiskinan, pengangguran, dll.
    2. Faktor Budaya: perceraian, kenakalan remaja, dll.
    3. Faktor Biologis: penyakit menular, keracunan makanan, dll.
    4. Faktor psikologis: penyakit syaraf, aliran sesat, dll.
    Kemudian apa saja yang dapat kita lakukan untuk mengatasi permasalahan sosial masyarakat di perkotaan?
    Berikut ini beberapa hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan sosial dimasyarakat, terutama pada masalah yang paling menonjol.

    Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ekonomi:

    1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia

    perlu adanya penigkatan SDM agar penduduk asli tidak hanya menjadi pekerja kasar dalam mengelola Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki sehingga mereka tidak hanya menjiual barang mentah, melainkan mampu mengubah barang mentah menjadi barang jadi/setengah jadi agar pada akhirnya dapat meningkatkan nilai jual dan mampu bersaing di pasaran sehingga tidak kalah dari produk luar.

    2. Perlu adanya kebijakan pemenrintah yang dapat mendorong kemajuan ekonomi, misalnya dukungan dari pemerintah, dengan adanya program UKM (Usaha Kecil Menengah) yaitu program yang dapat membantu masyarakat yang ingin berwirausaha tetapi tidak memiliki modal yang cukup.

    3.Mengurangi ketergantungan tehadap pihak asing agar seluruh hasil SDA yang dikelola, keuntungannya dapat dinikmati sepenuhnya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    4. Menciptakan iklim investasi yang baik, apabila ada investor ingin berivestasi sebaiknya tidak terhambat dalam hal perjanjian karena hal ini membuat para investor akan berpikir dua kali untuk berinvestasi.

    5. Revitalisasi pembagian keuntungan perusahaan asing terhadap Indonesia. 
    Ketika perusahaan asing melakukan kerjasama terhadap Indonesia, keuntungan yang didapat harus seimbang, dalam arti tidak ada yang lebih diuntungkan pada satu pihak. Saat ini, perusahaan -perusahaan asing yang ada di Indonesia lebih kepada eksploitasi pada SDA dan keuntungan yang didapat. Oleh karena itu, perlu adanya revitalisasi pembagian keuntungan.

    Hal-hal diatas adalah sebagian hal yang kiranya dapat dilakukan dalam upaya menangani masalah sosial ekonomi perkotaan. Tentunya masih banyak lagi hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah sosial ini, lebih terfokus lagi pada faktor-faktor lain yang menyebabkan permasalahan sosial masyarakat perkotaan.

    Sumber: